Model sistematika kamus Bahasa Arab | Leksiologi Bahasa Arab - ahmad hanif

Model sistematika kamus Bahasa Arab | Leksiologi Bahasa Arab

Model sistematika kamus Bahasa Arab | Leksiologi Bahasa Arab

Apa itu Nidzam Shauti? 

Siapa Pengagasnya?

Apa yang melatar belakangi membuat lahirnya sistem ini?

Bagaimana teknis penggunaan kamus yang disusun sistem ini?

berikan 1 contoh kata dan dimana kata itu bisa ditemukan dalam kamus dengansistem ini?

Apa pula kebelbihan dan kekurangan kamusi ini?


Model-model sistematika kamus-kamus Bahasa Arab

 

 

    Penyusunan Kamus harus berpijak pada sistem. Sistem penyusunan kamus bahasa arab terdiri dari dua sistem:

 

    Kamus makna/tematik (tasfir) yaitu pencarian makna murni dari kata sendiri. Contoh pencarian kata madrasah, madrasah artinya sekolah, sekolah dalamnya belajar, belajar adalah sebuah pendidikan, Pendidikan berada di kamus tarbiyah.

 

    Kamus lafad, (tanpa melihat makna), huruf hija’iyah bahasa Arab. Ma’ajimul alfad. Dalam khazanah ilmu perkamusan ada 5 sistem:

1.     Sistem fonetik (suara).

2.     Sistem hijaiyah (huruf) (ا ب ت ث)

3.     Sistem sastra (qofiyah)

4.     Sistem alfabetis (abcd)

5.     Sistem artikulasi 

 

Sistem Fonetik (suara) Kitab al- ‘Ain  Syekh Kholil bin Ahmad al-Farahidy (100-175 H)

 

Penyusun sistem fonetik Syekh Kholil bin Ahmad al-farahidy seorang ulama dibidang bahasa Arab, sastra Arab, dan juga penemu ilmu persajakan Arab, yang ia ambil dari musik karena ia ahli dalam bidang tersebut. Lahir di Basra, 718 M dan meninggal 189 M. Murid paling bersejarah adalah Abu Bisyr Amr Ustman bin Qabnbar Al-Bishri (pakar tata bahasa arab termasyhur) atau dikenal sebagai Imam Sibawaih. Karyanya yang berjudul Al-Kitab merupakan kitab tata bahasa, bahasa Arab pertama kali dibukkan. Lahir pad tahu 760 M di Hamdan (Iran) dan meninggal di Shiraz tahun 796 M (180 H). Selain Syekh Kholil bin Ahmad al-Farahidy juga ada Yunus bin Habib dan masih banyak lagi guru bahasa beliau. 

 

Kholil bin Ahmad al-farahidy berobsesi dengan membuat aturan bahwa kodifikasi kamus harus menghindari pengulangan kata, mencakup semua materi/enteri kata, memudahkan pencari makna kata (era Abbasyiah saat keluarnya ilmu-ilmu bahasa Arab), tidak ingin menurut sistem hijai/Alfabet. Sebelum beliau sudah diperkenalkan huruf hijaiyah oleh Nasir Bin ‘Asyim, mengurutkan ا ب ت ث الي ي, tapi Kholil tidak ingin mengurutkan seperti itu, tetapi makhraj huruf keluarnya huruf hijaiyah. Maka Kholil membuat tajwid (berbeda dengan ilmu tajwid Al-Quran) sendiri:

 

1.     الحلقية (ع ح ه خ غ)

2.     Anak lindah اللهوية (ق ك) 

3.     Lidah tengah الشجرية (ج ش ض)

4.     Lidah depanالاسلية (ص س ز) 

5.     Kulit ujung langit-langitالنطرية (ت د ت) 

6.     Gusi اللثوية (ظ ذث)

7.     Ujung lidah الذلقية (رل ن ف ب م)

8.     الهوينية (وا ي)

 

Dasar sistem ini yaitu

1.     Tertib al-huruf (makhraj huruf), 

2.     Taqsim al-Bina’ (struktur kata) seperti; dua huruf Tsunai (shahih), Tsulasi (shahih, mu’tal, dan lafif), Ruba’i, Khumasi.

3.     Taqlib al-Kalimah (كتب\كبت\تكب\تبك\بتك\تكب)

 

Teknik Pencarian, semua kamus berbeda cara pencariannya. Sistem fonetik mempunyai cara pencarian:

 

1.     Tentukan huruf asli (akar kata)

2.     Tentukan huruf dari makhraj huruf paling bawah 

3.     Ketentukan bentuk atau struktur kata

 

Kelebihan kekurangan sistematik fonetik miliki Kholil bin Ahmad al-Farahidy:

 

Kelebihan Kitab Kamus Bahasa Arab Syekh Kholil

1.     Inovasi kamus bahasa Arabnya, kitabnya menjadi rujukan para ulama ilmu tajwid/tafsir/nahwu dll.

2.     Taqlib Kalimat sebagai derivasi Matematis, karena tidak kamus bahasa seperti kitab beliau.

3.     Lahirnya bersamaan Semangat Qur’ani (semangat muslimin mempelajari Al-Qur’an). Landasan bagi generasi selanjutnya. Ada kitab-kitab yang mengkritik kitab ini dengan menambah solusi. Bukan kritik mulut tapi kritik dengan membuat karya kitab.

 

Kekurangan Kitab Kamus Bahasa Arab Syekh Kholil:

1.    Kesulitan mencari letak kata dalam kamus karena harus hafal dan paham tentang makhrajil huruf dari beliau.

 

2.    Kata Muhmal banyak diabaikan, karena ada dua kemungkinan, tidak ada maknanya atau belum ketemu maknanya oleh beliau dilapangan. 


 Penulis, Ahmad hanif

 

Mohon untuk berpikir dua kali sebelum komentar