Review Novel Mustika Zakar Celeng - ahmad hanif

Review Novel Mustika Zakar Celeng

Review Novel Mustika Zakar Celeng


 


Halo, teman-teman. Pembukaan awal tahun 2024, saya telah menuntaskan buku novel "Mustika Zakar Celeng" tahun 2023 yang ditulis oleh Adia Puja. Judul yang unik dan ada unsur roman-seksual pada sinopsisnya, membuat saya tertarik mengambil buku ini sebagai buku dibulan januari. Dalam tulisan ini, saya akan mereview alur cerita dan beberapa pelajaran, pesan, atau kutipan dalam buku Mustika Zakar Celeng.


Bercerita tentang seorang suami (Tobor) yang punya masalah rumah tangga karena disfungsi ereksi, berusaha untuk mencari obat agar sembuh dan mengembalikan kebahagiaan (Nurlela) istrinya. Ia mencoba untuk berlatih dengan seorang pelacur di Kembangan (lokalisasi). Puluhan kali dia meniduri Rosalinda (pelacur paling jelek dan tidak laku) pun tidak merasakan kenikmatan apapun. Sampai ia rela menggadaikan hidupnya untuk mencari penis celeng milik siluman Ratu Celeng yang berada di sebuah hutan belantara tanpa ujung.

 

Alur Cerita

Seperti halnya novel pada umumnya, Mustika Zakar Celeng memakai alur 3 Act Structure. Babak pertama, menampilkan kehidupan Nurlela sesudah menikah dengan Tobor pada zaman orde lama. Lalu, pembaca diajak untuk kembali lagi pada jaman mereka berdua mengenal cinta sampai ke pernikahan. Penulis begitu cerdik, ketika cerita A dibumbui beat-beat hawa nafsu muda-mudi, membuat pembaca terus ingin lanjut membaca.


Saya cukup terkesan dengan penggambaran penulis untuk memasukkan unsur kesenjangan ekonomi sosial, kehidupan sosial masyarakat pada zaman orde lama dan kehidupan seorang pelacur. Juga dengan kepercayaan masyarakat zaman dahulu yang masih percaya dengan ilmu-ilmu kanuragan. 


Status quo yang serupa dengan kehidupan masyarakat kampung pada umumnya di jaman orde lama, menjadikan imajinasi pembaca gampang digambar. Salah satunya, shard of glass yang tertanam pada tokoh utama, Tobor. Lelaki yatim-piatu, berekonomi golongan paling rendah, harus bertemu dengan Nurlela, berekonomi kaya-raya dan terpandang. Ini membuat tokoh utama begitu sempurna.

Sesuai dengan prinsip-prinsip menciptakan hero, “semakin tidak sempurna seorang hero, maka cerita akan semakin sempurna.”


Ketika tokoh utama akan menerjang babak kedua, yang alur ceritanya harus membuat beban tokoh utama semakin berat, tapi malah bikin saya kecewa. Seperti tidak masuk akal. Di beat pertemuan Nurlela dengan Bentol (penjahit baju). Nurlela yang bersifat setia, tiba-tiba nafsunya seperti pelacur. Ia selingkuh dengan tukang jahit yang baru saja bertemu hanya karena mengukur baju.

 

Jadinya, penulis terlihat seakan-akan lelah menutupi beat atau alur cerita selanjutnya. Selain membuat halangan dari tokoh utama tidak terasa berat, juga tidak memuaskan pembaca apalagi berpengaruh pada babak kedua yaitu, di beat bad guys close in yang menjadikan tokoh utama mengalami kekalahan serasa tidak masuk akal. Ketika Tobor tiba-tiba mengamuk, karena diberitahu Ratu Celeng bahwa Nurlela telah selingkuh.

 
Namun, ketika menginjak cerita B, yaitu pertemuan tokoh utama dengan tokoh baru (pendukung) untuk menemukan pelajaran hidup atau menyadarkan tokoh utama menemukan temanya, sangat bagus digambarkan oleh penulis. Kang Kopral sangat cocok membuat tokoh utama berjalan di titik tengah cerita novel.

 
Pada babak ketiga, walau kurang memperlihatkan tokoh utama mendapatkan pelajaran hidup, namun penulis membelokkan alur tak terduga (plot twist), yang membuat pembaca bertepuk tangan atas alurnya dan membiarkan pembaca mendapatkan pelajaran hidup masing-masing.



 

Pelajaran

 
Apalagi soal kehidupan rumah tangga Tobor-Nurlela, membuat banyak pelajaran. Hal yang tabu dalam kehidupan nyata kita seperti kepuasan berseksual juga dapat diambil dari sini.


“Pernikahan adalah hubungan dua arah, antara suami dan istri. Jika wanita berkodrat memuaskan laki-laki saja, maka pernikahan hanya milik laki-laki saja.” 
 


Juga soal feminisme yang disampaikan Nurlela pada saat berpacaran dengan Tobor. Ketidakadilan gender yang dirasakan perempuan untuk hal selangkangan.


“Mengapa perempuan harus sedemikian rupa menjaga keperawanannya, sementara lelaki boleh mengobral keperjakaannya?”


Pelajaran berikutnya adalah ketika Nurlela hanya memamerkan kebagusannya atau keindahan hidupnya kepada orang lain, membuat Nurlela tidak sadar, bahwa kebohongan itu berubah menjadi penyakit hati. Dan penyakit itu akan berimbas diri sendiri. Tidak semua hal harus diumbar, begitu juga dengan privasi diri sendiri, sebab bisa jadi malapetaka.



 
Nilai        : 2.5/5 
Judul : Mustika Zakar Celeng
Penulis : Adia Puja
Penerbit   : Bentang Pustaka
Tahun       : Juni 2023
(Naskah yang menarik perhatian juri Sayembara Novel DKJ 2021)


Mohon untuk berpikir dua kali sebelum komentar